Kesulitan air bersih melanda beberapa wilayah di Kab. Bojonegoro akibat fenomena El-Nino tahun 2023, termasuk di Desa Nganti Kec. Ngraho, Kab. Bojonegoro. Warga mengandalkan bantuan air bersih dari pihak luar termasuk BPBD Bojonegoro. Padahal Desa ini memiliki embung dan sumber mata air artesis, sayangnya kualitasnya masih dibawah baku mutu air bersih.
Dosen IPB University, Dr. Chusnul Arif bersama Prof. Endang Warsiki dan Dr. Eng Allen Kurniawan, bekerjasama dengan aparat Desa Nganti melakukan inisasi pengembangan teknologi pengolahan air untuk mengolah air embung melalui program Dosen Mengabdi Inovasi tahun 2023 dalam rangka mengatasi kesulitan air bersih untuk warga. “Desa Nganti khususnya Dusun Pepe memiliki sumber mata air artesis dan embung yang harapan kami dapat dimanfaatkan oleh warga khususnya untuk mengatasi kekeringan seperti saat ini” ujar Mariadi, Kamituwo Desa Nganti. “Sayangnya rasanya asin dan warga tidak bisa memanfaatkan langsung” imbuhnya.
“Dari hasil ujilab kualitas air baik mata air artesis maupun embung, menunjukkan bahwa memang tidak layak pakai sebagai air bersih karena parameter kualitas airnya dibawah baku mutu” ujar Dr. Chusnul. Teknologi pengolahan air yang dikembangkan adalah Multi Media Filter (MMF) dengan beberapa material filter seperti karbon aktif dan zeolite. Inisiasi pengolahan air dengan teknologi ini dilakukan pada tanggal 5-6 November 2023 di Dusun Pepe. “Untuk memastikan hasil ujicoba pengolahan air ini, sampel air akan dibawa ke IPB University untuk dianalisis lebih lanjut dan memastikan dapat digunakan apa tidak” ujar Dr. Allen. Dalam kegiatan inisiasi ini, turut mendampingi Pendamping Desa, Bapak Edi dan Kamituwo, Bapak Mariadi.
“Sebagai putra daerah asli Bojonegoro, kami ingin memberikan sumbangsih dalam mengatasi permasalahan kesulitas air, mudah-mudahan apa yang kami lakukan ini berhasil” ujar Prof. Endang, Prof dari IPB Univ kelahiran Bojonegoro. Dalam kesempatan ini juga, Prof Endang mengajak Muhammad Kundori, Direktur Utama (Dirut) PT. Asri Dharma Sejahtera, BUMD Bojonegoro untuk melihat secara langsung kesulitan air bersih di lokasi tersebut. “Harapan kami juga pihak BUMD dapat bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten termasuk Aparat Desa dan Perguruan Tinggi, untuk bersama-sama melakukan usaha mengatasi kekeringan yang rutin terjadi disini dengan intervensi teknologi yang kami miliki” imbuhnya. (CHA)