Pandeglang, 22 Juli 2019 – Sampah menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang ada di Desa Sukaseneng, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang. Sampah yang berserakan dan tidak dikelola dengan baik dapat membuat resah serta menimbulkan rasa kurang nyaman.
Menurut hasil wawancara antara mahasiswa KKN-T SIL IPB dengan perangkat desa dan beberapa warga, budaya membuang sampah sembarangan sangat sulit dihindari karena kurangnya fasilitas yang memadai, salah satunya adalah wadah sampah.
Minimnya wadah sampah yang tersedia menyebabkan warga terbiasa membuang sampah di sekitar rumah untuk kemudian dibiarkan atau dibakar. Tidak hanya di sekitar rumah, beberapa warga juga membuang sampahnya di jalan dan sungai.
Hal inilah yang menjadi dasar bagi mahasiswa KKN-T SIL IPB di Desa Sukaseneng, Pandeglang untuk membuat prototipe wadah sampah organik dan anorganik.
Wadah sampah yang dibuat memiliki bentuk segi empat berukuran 2,4 m x 1,2 m x 0,8 m dengan dua sekat pemisah yang bertujuan untuk membagi wadah menjadi tiga bagian, yaitu dua bagian untuk sampah organik dan satu bagian untuk sampah anorganik.
Satu bagian untuk sampah organik digunakan untuk menampung sampah organik yang akan dimanfaatkan sebagai pupuk organik melalui proses aerasi, sehingga sampah yang dibuang tidak menumpuk nantinya.
Pembuatan prototipe wadah sampah ini berlangsung selama satu minggu, dan dilakukan oleh 8 orang mahasiswa KKN-T SIL IPB bersama dengan 3 orang Perangkat Desa Sukaseneng.
Mahasiswa KKN-T SIL IPB juga melakukan sosialisasi tentang manfaat pemilahan sampah dan pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik yang dapat membantu petani mengurangi pembiayaan pada masa persiapan tanam. Kegiatan sosialisasi berlangsung selama 3 jam di Balai Desa Sukaseneng, Pandeglang.
Berita oleh: Dela Angelina (F44160033), Mahasiswa SIL IPB Angkatan 53
Editor: Bagus Rahmansyah P. (F44150012), Mahasiswa SIL IPB Angkatan 52